Rabu, 30 Juli 2008

Cinta (The medical aspect)

CINTA

(Dimas’s Pathologic Love Journal – medical aspect of Love disease)

C ongenital

Cinta merupakan penyakit bawaan (ini gara-gara pencatut nama Cinta yang tak bertanggung jawab). Sesuai namanya, congenital berarti penyakit bawaan atau penyakit yang ada sejak lahir, ini merupakan defek dari kegagalan diferensiasi embrio (ah pokona mah panjang penjelasanana). Seorang bayi bisa membawa gen Cinta dalam berbagai kondisi, mau yang murni atau yang mutan. Seorang bayi bisa lahir karena ibunya Cinta padanya (kalo ngga, pasti sudah digugurkan), seorang bayi juga bisa ‘dibuat’ karena ayah dan ibunya saling mencintai, mau halal atau tidak, yang jelas mereka bilang “semuuaaaa…karena cinta…” (kayak lagunya Joy Tobing; kadang kata-kata ini jadi preseden buruk untuk Cinta). Karena cinta itu kongenital, maka semua orang punya cinta, mulai dari Ustad sampai penjahat, tapi semua sangat tergantung lokus dan mutasi yang terjadi. Nah…kesalahan pembentukan cinta bisa dimulai dari dalam kandungan, semua gara-gara bapak ibunya…jika cinta ayah-ibunya berpenyakit(terinfeksi), atau saat dalam kandungan tidak diberi asupan nutrisi Cinta yang adekuat, maka dapat mempengaruhi kondisi kesehatan cinta sang bayi sehingga bermanifestasi menjadi kelainan kongenital cinta. Terapinya macam-macam, tapi yang jelas, makin dini terapi diberikan, maka prognosanya akan makin baik.

I nfection

Infeksi adalah invasi dari mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit, dll) pada jaringan tubuh manusia. Pada Love Science ini cinta yang murni dapat terinfeksi sehingga menghasilkan sekret mukopurulen, purulen bahkan hemoragik (yang pasti semuanya ga jernih lagi alias keruh sampe butek). Infeksi-infeksi tertentu dapat membawa-bawa nama cinta. Contohnya suatu infeksi virus yang dinamakan Virus Merah Jambu. Virus ini menyerang hati, manifestasi dari infeksi virus ini adalah melakukan banyak hal yang tidak baik dengan mengatasnamakan cinta (kambing hitam ceritanya).

Kebersihan, kebaikan, dan kehalalan kurang diperhatikan saat hati terinfeksi virus merah jambu ini. Mulai dari curi-curi pandang sampai saling menatap dalam (bahkan memelototi), dari curi-curi pegang sampai ’timpa-timpaan’, itulah patofisiologi dari penyakit yang disebabkan oleh Virus Merah Jambu. Seperti infeksi oleh bakteri atau virus, terapi yang paling baik adalah antibiotik jika ada komplikasi atau antivirus. Pada penyakit yang disebabkan Virus Merah Jambu terapi yang penting adalah antivirus merah jambu dan jika ada infeksi sekunder oleh bakteri oportunistik perlu juga diberikan antibiotika. Administrasi obat antivirus dan antibiotik infeksi cinta harus dilakukan dengan sangat hati-hati dengan pendekatan psikologis yang intens, jika tidak hati-hati, maka akan timbul resistensi yang akan mempersulit terapi dan memperlambat kesembuhan.

N eoplasma

Sesuai namanya, neo (=baru) dan plasma (=pertumbuhan), neoplasma bisa diartikan pertumbuhan baru atau tumor atau secara terminologis berarti pertumbuhan baru yang tidak terkendali dan berlebihan serta menimbulkan kerusakan. Cinta terkadang tumbuh tanpa terkendali, mekanismenya adalah ketika terjadi mutasi pada gen love tumor supressor maka pertahanan tubuh penderita menurun, maka cinta tumbuh tanpa ada mekanisme pertahanan. Penderita neoplasma cinta ini biasanya sangat menderita dan kesakitan, contoh penderitanya adalah Pat Kai dengan ungkapannya yang sangat terkenal “Beginilah Cinta...deritanya tiada akhir”, terkadang neoplasma cinta ini memunculkan gejala-gejala kejiwaan, seperti:

- Cemburu buta (ada buta-nya lho)

- Posessif

- Paranoid

- Sakit hati

- Gila

atau dapat juga muncul gejala-gejala seksual seperti libido berlebihan hanya karena melihat kaus kaki (gimana kalau melihat bra) dan bahayanya, neoplasma cinta seringkali terjadi pada yang PACARAN alias belum menikah. Terapi terbaik untuk mencegah munculnya neoplasma cinta ini adalah MENIKAH. Namun jika neoplasma ganas ini sudah terlanjur muncul, maka terapi terbaik adalah operatif dengan membuang bagian yang rusak dan terapi palliatif dengan MENIKAHKAN penderita.

Trauma

Aspek medis lain dari penyakit Cinta adalah Trauma. Penderita dari trauma cinta ini terutama adalah wanita muda (lugu juga biasanya). Etiologinya adalah pemerkosaan, perselingkuhan (diduakan), diputuskan, ditinggalkan, digantung dan lain-lain. Pria juga bisa mengalami trauma cinta dan manifestasinya bisa lebih parah, antara lain terkena penyakit cinta sejenis alias homoseks alias gay. Komplikasi dari trauma cinta ini kebanyakan adalah gangguan psikologis, contohnya adalah gangguan jiwa (gila), perubahan orientasi seksual (jadi menyukai sejenis), bunuh diri, dan lain-lain. Komplikasi lainnya adalah secara fisik yaitu pendarahan (karena diperkosa dan sayatan silet di pergelangan tangan), atau refleks vagal yang disebabkan oleh jeratan tali saat gantung diri (strangulasi). Terapinya adalah sabar, positive thinking, dan mengalihkan perhatian pada kegiatan lain yang bermanfaat. Trauma cinta ini dapat juga dicegah antara lain dengan meningkatkan skill bela diri bagi wanita (ikutan aja Taekwondo, karate, aikido atau memanah) agar terhindar dari percobaan perkosaan, atau pilihlah cinta yang low risk but high advantage seperti pacaran setelah menikah dan yang paling penting adalah dekatkan diri pada Tuhan YME.

A nother

Another atau lain-lain merupakan perangkuman dari banyak aspek penyakit cinta lainnya. Hal ini menjabarkan bentuk-bentuk cinta yang menjadi penyakit seperti cinta yang ‘tulus’ karena harta sehingga ada sebutan “cewek matre-cewek matre, kelaut ajae” atau “cowok matre-cowok matre, kelaut aje”. Beberapa penyakit cinta lain yang menjadi penyakit adalah cinta karena jabatan, cinta barang orang, cinta suami orang (hehehe), dan lain-lain.

Yang paling berbahaya adalah cinta dunia karena cinta seperti ini punya manifestasi yang tak terasa tapi nyata dan sangat kompleks seperti malas, berfoya-foya, takut kehilangan, bahkan takut mati. Yang pasti penyakit cinta ini menurunkan pertahanan tubuh penderitanya, hingga mudah dijebol oleh penyakit lain. Terapi penyakit-penyakit cinta golongan Another ini sangat tergantung pada etiologinya. Sangat penting untuk banyak berkonsultasi dengan ahlinya yang ilmunya benar.

Dimas E Luftimas
PS: Pernah saya muat di Blog lain...gapapa kan...jangan bosen

2 komentar:

Foezi Citra Cuaca Elmart mengatakan...

hmmm,,,menarik,,,

pemikiran yg bagus,,,

^_^

dimasluftimas mengatakan...

Makasi n_n