Minggu, 26 April 2009

Halaqah Hari Ini - Kesatu

Suasana bagian Forensik tampak ramai dengan mereka para koass. Menunggu visum merupakan pekerjaan setiap hari bagi mereka dalam 3 minggu ini, juga guru kami. Kali ini kami berkumpul tanpa ada guru, ia perintahkan “kalau sudah bertiga, mulailah!”. Sementara diluar musholla bagian Forensik ramai, kami memulai majelis ini dengan basmalah, lalu tilawah.

Dalam hati, “Alhamdulillah, datang juga hari ini, hari Jum’at, pertemuan ini, yang paling aku rindukan”. Bergiliran satu halaman-satu halaman surat Annisa dibacakan...sejuk sekali hati ini.
Ustadz kami sedang melakukan otopsi, sehingga kami mulai agenda-agenda rutinan kami. Satu orang mulai membuka kata, diantara semangat-semangat membara para dokter muda yang sedang duduk berkeliling ini.

“Hai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”


Ayat itu begitu lembut mengalun dari bibirnya namun begitu kuat menghujam kedalam jiwa.

Jika diperhatikan dengan seksama, dalam ayat ini tercantum satu perintah yang diapit oleh dua perintah taqwa. Sebuah perintah untuk “memperhatikan kesiapan esok hari” diapit oleh dua perintah taqwa. Aneh kan...buat apa sih, sebuah perintah diulang dua kali dan ditempatkan secara terpisah dalam satu ayat. Pasti ada makna tersendiri dari ini.

Luar biasanya, dalam ayat ini ada perintah Allah bagi kita untuk selalu merencanakan masa depan. Tidak ada tempat untuk “gimana nanti!”, yang ada adalah “hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok”, itu artinya rencana bukan?!. Sehingga kita harus tahu apa yang kita akan lakukan esok hari. Tanyakan ke setiap orang sukses di seluruh dunia. Tanyakan apa yang akan kamu perbuat besok, lusa, dan apa visi mereka. Mereka pasti punya jawaban. Masalah ia katakan atau tidak kepada anda, ya itu lain cerita. Dan seandainya ia katakan “tidak tahu”, maka anda telah dibohongi. Percaya deh, setiap orang sukses selalu punya rencana untuk masa depannya.

Begitupun, setiap umat punya visi, dan umat Islam selalu diajarkan memiliki visi. Visi itu ia ucapkan 19 kali setiap hari, dalam rakaat-rakaan shalatnya. Ihdinashshiraatal mustaqiim, tunjukannlah kami jalan yang lurus.
Istimewanya, Allah perintahkan itu dalam Al Qur’an untuk kita umatnya. Dan perhatikan, bahwa perintah itu tidaklah berdiri sendiri, namun ia ditopang oleh dua perintah yang sama, bertaqwa. Sehingga bisa kita simpulkan, jika kita ingin menjadi muslim/muslimah sukses maka mulailah setiap planning kita dengan taqwa, kita memulainya dengan niatan ikhlas, lillahi ta’ala. Insya Allah hati kita takkan berat lekat oleh dunia, dan dunia akan datang dengan merangkak kepada kita. Bertaqwalah, lalu rencanakan masa depanmu, lalu selesaikan dan hasilkan sesuatu yang membuat kita dan banyak orang juga bertaqwa. Maka Allah-pun menutup perintah perencanaan masa depan tersebut dengan perintah taqwa lagi, sehingga dengan diat dan awal yang penuh nuansa taqwa, proses yang penuh dengan nuansa taqwa, maka hasil yang didapat-pun akan menjadi suatu penguat ketaqwaan kita.
Maka, jika ingin pintar memanage dan menentukan visi masa depan, maka bertaqwalah, jalankan perintah Allah dan jauhi laranganNya, dan jika ingin dapat bertaqwa, maka pintar-pintarlah merencanakan masa depan dengan baik. Walahua’lam.

Hingga akhir agenda, ustadz tidak kunjung datang, karena ternyata otopsi mayat itu memakan waktu yang lama. Ya sudah...kami tutup dengan hamdalah, istighfar dan doa penutup majelis, subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astagfiruka wa-atuubu ilaiih.
Semua punya harapan dan kami sadar bahwa harapan itu layaknya lilin yang nyalanya terus hidup diantara lilin-lilin yang telah padam, karena lilin harapan yang akan menghidupkan kembali lilin-lilin lain yang telah padam. Maka semua berharap, pertemuan ini menjadi barakah untuk semua, menghangatkan diri karena ukhuwah, dan menguatkan jiwa karena iman.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar...Wassalamu’alaykum WW

Dims Al Qassam, Jum’at 30 Januari 2009

Sabtu, 11 April 2009

<<<< K I M I A >>>>



Assalamu'alaykum...
Mau menyapa semua orang hari ini...minggu yang gimanaaa gitu, mau pergi ga enak, takut on call, tapi di rumah terus sepi, pada kondangan, yang menunggu di rumah hanya VeR yang belum beres dari korban KLL kemaren...kasian dia...

Barusan buka-buka Fesbuk, dan ternyata si Otonk ngaplod foto ini...uwaaa...foto yang paling keren sayanyah...(hehehe nggak ketunk). Tapi foto ini...sumpahhh, foto yang OK beuratz...mau tau nggak ini apa?

Foto ini menggambarkan masa laluku yang...mmm...apa ya? Foto ini menggambarkan pemberontakan masa lalu terhadap rezim yang sedang berkuasa...hehehehe...
Ceritanya waktu ini gw jadi si koordinator angkatan yang diperintahkan oleh para senior yang adil dan bijaksana untuk membuat foto-foto angkatan...satu foto dengan background Gunung Geulis, satu dengan background Damri di Pangdam (Pangkalan Damri) Jatinangor, satu lagi di statsion Kircon...

Nah, foto ini adalah foto yang di statsion kircon, karna kita udah beres foto-foto di depan kereta yang lewat, yang cowo-cowonya pengen foto sendiri juga...maklum jaman dahulu kamera langka dan kita mau donk diabadikan dengan kamera tersebut...dan jadilah foto ini.

Nah side storynya...kami kan banyak banget yang bawa motor, jadi kalo pulang konvoi mulu...dan akhirnya terbentuklah sebuah geng bermotor yang sangat disegani di Bandung maupun Jatinangor...namanya HMC alias Himaka Motor Club...Sampai sekarang tidak jelas siapa ketuanya...hehehe...namun, ada satu kegiatan kita bersama yang tidak pernah terlupakan...(setudaknya sama gue yang selanjutnya dimutasi ke FK).

Begini ceritanya....auuuuuuu
Suatu hari, yaitu hari minggu, kemarennya sabtu. Kita libur ni (ya eyyyaaaa lah, namanya joga hare Menggooo geto loch...), gue lupa abis ngapain (kalo ada yang inget kasi tau yah...). Barudag HMC jalan jalan ke Lembang, ke suatu tempat yang namanya...siap-siap...namanya adalah "Cafe I Love You" (dibacanya Ai Lop Yu)...hehehehe, kape yang sangat eksotis nan menawan, disuguhi pemandangan yang indah dari kota Bandung dan...pemandangan sepasang sejoli yang lagi mabuk asmara mojok di handapeun lesehan urang...hahaha

Nah, apa saja yang terjadi disana? gue lupa, yang gua inget...keesokan harinya saat kita dikumpulin lagi untuk mabim dengan seragam celana bahan warna gelap, terus baju flanel yang kotak-kotak itu loh...ato kemeja polos warna putih (stelan ospek pisan yah...), datanglah tiga panitia yang sangat populer diantara mereka. Bagi kami mereka adalah malaikat penolong (mata n mulut gue ga bisa diliatin ya...??), Teh Dae, Kang Opik, n Kang Riza (semua nama samaran, percaya deh ama gua...). Terus mereka duduk di bangku depan kami, sementara kami duduk di lantai (maklum...), tiba-tiba ada salah satu dari mereka nanya.
"Adek-adek...kemaren pada kemana?"
"(**&*&%$^%$$*)_(&$%^)" jawabannya macem-macem...
"Terus siapa yang ke Lembang?"
Haaa...tau dari mana? mulai gatel nih kepala gara-gara ketombe kena keringet
"Kafe apa namanya mas?" si kang Opik nanya ke gue...nah, ini yang bikin gua jadi gemeteran
"Apa ya...?" gua pura-pura lupa...
"Ai Lop Yu lain?"tanyanya lagi...terus dilanjutkan..."Kenapa ga semuanya kesana? kalian nge-gang ya?"
Haaaaaa.....semua orang yang ke kafe I lop yu, terperangah...kaget dan bertanya-tanya..."mengapa ini bisa terjadiii??? tidaaak, aku kotooorrrr...." sambil lari ke kamar mandi terus ngidupin shower terus mandi pake baju...
Halo halo halo....
"Nggak kang...bla-bla-bla" berbagai alasan diutarakan untuk memperkuat bahwa kami emang kebetulan aja bareng kesana dan lain-lain...

Intinya...hari itu, kami diomongin ini itu gara-gara kami ke kafe Ai Lop Yu...Aduuh, parah pisan...ampe dibahas...sayang ga ada fotonya...da kafe Ai Lop Yu teh tempatnya nggak bangeeeet...

Kalo inget itu, yang ikut ke Kafe Ai Lop Yu pasti ngakak...gimana nggak, kita nggak nyadar ternyata panitia mabim juga punya mata-mata...terus semua gerak-gerik kita diawasi...jangan jangan...saat aku mandi juga diawasi dan direkam...tidaaaaakkkk....aku kottoooorrrrr...huhuhu...

Ya udah ah...mudah-mudahan tetep inget satu sama lain barudag Kimia 2002...
PS: itu foto tahun 2002 lho, gue-nya awet muda...
I miss u All...
Dims Al Qassam

Rabu, 08 April 2009

Hari ke-4 Forensik : Pelajaran Pertama

Bismillahirrahmanirrahiim...

Bangun pagi, jam 5 ditelepon Pandu dan Ikhsan "Mas...On call..."
"Uwaaaatttttt, udah oncall lagih...??!!!"
Padahal tadi malam aku baru beres otopsi jam 10 malem dan baru sampai rumah jam setengah 12 dan baru tidur jam 1an... WAW...emejing...

Hari ini hari ke-4 di Forensik dan sudah ada 30 mayat yang diotopsi di forensik...
Selama 4 Hari ini sejujurnya rasanya "tegang-tegang gimanaa gitu...", kalau kita mau belajar, banyak juga pelajaran yang bisa diambil...

Pelajaran kali ini...
Teman-teman suka becanda kan?, sama...aku juga suka...teman-temanku juga...
Kalau jadi aku, teman-teman juga pasti heran, kenapa kelompok sebelumnya jenazah yang datang ke forensik untuk diotopsi sedikit, sedangkan ketika kelompokku datang, hari pertama saja sudah 24 mayat, dan hingga hari keempat sudah 30 mayat...
Mau dijadikan apakah berita ini, suatu penyesalan atau kenangan? ya pilih saja mana yang akan jadi kue paling enak di masa depan.

Ada statement terkenal yang aku dengar ketika tiba-tiba ada banyak jenazah untuk diotopsi pas kebetulan kami baru masuk...
"Ni di kelompok kalian ada yang pembawaan nih..."
"Hehe...iya nih, siapa ya???" kataku...

Terusss aja statement itu ada, hingga hari keempat ini dan kepercayaan itu teru menerus dipupuk...
Awalnya biasa saja, lama-lama jadi...
Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok
Tiba-tiba aku mengkhawatirkan sesuatu, apa yang terjadi jika semua orang menyakini itu, bahwa memang kami yang menyebabkan datangnya mayat yang banyak ini. Padahal saya yakin, sebetulnya sudah pada tahu bahwa rizki, jodoh dan MAUT ada di tangan Allah.

Aku percaya, kalo temen-temen itu bercanda, dan aku cuma mencoba mengingatkan buat siapa saja yang sudah lewat forensik, sedang di forensik ataupun yang akan masuk forensik...tidak ada seorangpun makhluk termasuk manusia yang menyebabkan banyaknya jenazah yang harus diotopsi di FORENSIK...so, becandanya jangan keterusan ya...

Nah itu baru pelajaran kedua yang kudapat selama di Forensik...gila ya...banyak banget yang bisa dipelajari dari kematian...

OK...udah ya...mau nyontreng dulu...
Dims Al Qassam

Senin, 06 April 2009

Bandung, Hari Pertamaku di Forensik

Hari ini hari pertamaku stase di bagian forensik. Tau kan forensik, salah satu cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan mayat, mayat dan mayat. Otopsi, visum dan lain-lain. Tapi ada juga ketang yang bukan mayat, namanya visum hidup.

Hari ini adalah hari pertama di bagian forensik dan hari ini mungkin tak akan aku lupakan seumur hidup. Apalagi oleh temanku Puput. Hari ini Puput ulang tahun. Tentunya dia sangat senang, hari ini hari istimewa buatnya. Dan hari ini mungkin dia mendapat hadiah yang luar biasa.

Pagi ini aku sibuk dengan masker dan sarung tangan otopsi yang aku jual kepada teman-temanku...yang lain sibuk dengan obrolan masing-masing karena hari ini hari pertama kami di Forensik, belum terbayang apa yang akan dilakukan. Pukul 09.30 aku di-sms, "mas, sms siapa ini mas..." ups, bukan yang itu... yang ini yang bener "Lo dimana?kt mo nonton di blitz, puput traktir.Mo ikt ga?"
"lg ngambil sarung tangan.mau ikuuuuuut..." jawabku
Akhirnya aku berangkat.

Cerita jujur aja ya...kami pergi jalan-jalan dengan sangat santai...entah apa yang ada di kepala...nekat...kalau ada on call kan dalam waktu 15 menit harus sudah ada di bagian, tapi kami tetep nekat. Kami nonton bioskop, film yang cocok ditonton untuk anak balita, cerita tentang anak yang bentuk pikirannya autistik n kayaknya prognosis Skizofrenia-nya ad functionam ad malam. Aku rasa di bioskop itu semua orang memiliki harapan sama..."cepatlah berakhir film anak sakit ini, aku mulai gila..."

Akhirnya film beres...senangnya...bahkan anak balita pun senang...
Kami lanjut makan bareng di de Cost (bener ga gini nulisnya???), makannya sederhana aja, nasi goreng sifud...saat itu, terlintas pikiran "jorok", "kenapa ga ada on call ya?"...upas...itu ga boleh...jangan sompral...
Dan kami melanjutkan makan hingga pukul 14.45, suapan terakhir dan handphone Budi, pak chief coass kami, bergetar...

"Teman-teman, ada kecelakaan, pesawat jatuh di Husein. Siap-siap!!!"

Jedder...serasa tersembar petir...baru aja aku membayangkan untuk kembali ke forensik, lalu absen pulang, lalu pulang dan menikmati rumah...

Kami segera ke meluncur ke RSHS, ke bagian forensik, solat Ashar dan setelah itu diperintahkan untuk berangkat ke RS Salamun Bandung.

05.00 kami sampai di RS Salamun...
Kaget...Dihadapanku berjejer kantung kantung jenazah, dengan ceceran darah disekitarnya...dan kerja pertamaku adalah melabel kantung-kantung itu...Cerita jujur aja ya, ini kan kali pertama aku di forensik. ketika memasang label-label tersebut, aku gemetar...gemetar...

Labelling selesai pas saat magrib, lalu aku bersama Yuli yang sudah pucat dan Ikhsan yang mmm...(entahlah) lanjut masuk ruang otopsi. Ya Allah, jujur aku takuuut sekali. Padahal disana ramai...

Saat kantung terbuka, barulah terbayang sedahsyat apa kejadiannya...yang ini tak perlu diceritakan ya...heuheu...

Semua yang ada di otakku hanyalah...

"Ya Allah ya Tuhanku, mohon ampun atas segala dosa-dosaku. Di hadapanku ini ada hambaMu yang dulu utuh, ia bernafas, ia berfikir, kadang ia bersalah. Namun kini, ia hanyalah seonggok benda campuran daging, tulang, kulit, rambut dan darah. Mungkin saja aku nanti seperti itu, yang jelas aku akan mati. Hanya satu yang kuharap, matikan aku dalam keadaan baik, khusnul khatimah."

Mati itu keniscayaan, ia pasti datang, maka bukan takut padanya yang kita pupuk, namun persiapan untuk menghadapinya yanfg kita tumbuhkan.

Kepada puput aku bilang, "Put, hadiah ultah lo berkesan ga? ini 'the nice first day for me' "
"Iya..." katanya
"Mudah mudahan dijadikan pengingat ya, bahwa bertambahnya angka usia berarti berkurangnya jatah hidup di dunia, berkurangnya umur kita."

Kalau saat hari lahir dirayakan, lalu kita dihadapkan pada kematian, maka apa yang kita pelajari?
Kalau kita pintar dan cerdas, maka kita sadar bahwa bertambahnya usia artinya makin dekat dengan kematian.

Akupun begitu. Jadi ingat bahwa diri ini kotor oleh dosa. Banyak dosa... Astaghfirullahal'adziim

Otopsi selesai. Tapi kerja kami belum selesai. Sampai saat ini-pun kami masih di dalam ruang rapat RS Salamun. Entah pukul berapa akan selesai...

RS Salamun-Bandung
23.45

Dims Al Qassam