Senin, 09 Februari 2009

Antara Harapan dan Doa

Kayakinan kita menggerakkan kehidupan…
Apa yang dilakukan duet Ibrahim-Ismail menunjukkan Totalitas Keyakinan, ia tak mempertanyakan lagi kenapa ini harus dilakukan, tak lagi menawar perintah dan tak lagi mempertimbangkan perasaan. Yang ada hanyalah…Allah Maha Mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi dan Allah Maha Berkehendak. Allah pasti punya rencana ajaib dibalik semua ini. Dan benar, rencana Allah memang ajaib.

Apa yang terjadi pada para penyihir di zaman nabi Musa menunjukkan keyakinan pula. Allah Maha Kuasa sehingga ia menunjukkan kekuasaannya sehingga para penyihir itupun mendapatkan hidayah serta bertobat langsung saat itu juga. Pun terbelahnya laut merah, tiada pernah musa mempertanyakan "untuk apa aku pukulkan tongkatku ke air ya Allah?" karena ia yakin Allah punya rencana luar biasa dibalik perintahNya.

Maka keyakinan itu semua dibangun dengan harapan…
Nabi Ibrahim tentunya punya pengarapan bahwa Allah akan memberi petunjuk yang lebih indah dari bayangannya.
Para penyihir zaman Nabi Musa tentunya berharap Allah mengampuni kemusyrikan mereka. Sekalipun akhirnya Fir’aun membunuh mereka semua dihadapannya.
Nabi Musa pun punya pengharapan bahwa Allah akan menyelamatkan dirinya beserta kaum "tukang ngeluh" Bani Israil.

Maka diantara harapan-harapan ada doa…
Semua pelaku keyakinan, semua pemilik harapan akan menyandarkan semuanya bukan pada hal yang terlihat, karena mereka sadar bahwa yang terlihat tentunya lemah. Bahkan penguasa kaya raya pun tak akan mampu berbuat apa-apa tanpa bantuan anak buahnya.
Maka para pendoa itu menyandarkan harapannya pada sesuatu yang bahkan seorang atheis sekalipun mengatakannya, “Oh my God…”, “Ya Tuhanku…”.

Doa adalah kekuatan terbesar di muka bumi…kekuatan yang mengalah kan pasukan Romawi, Persia dan pasukan kafir Quraisy saat perang Badar dan Khandak.

Maka besarkan doa…
Nabi Sulaiman pernah berdoa, “Ya Allah jadikan kerajaanku ini tidak ada lagi yang menandingi kebesarannya setelahku”, maka Allah anugerahkan kepadanya bahasa hewan, bahasa Jin dan juga bahasa angin sehingga kerajaannya meliputi seluruh kerajaan itu dan tak ada yang menandinginya.
Maka kini tak ada lagi alasan untuk tidak berdoa yang besar untuk sesuatu yang besar…karena kita sama-sama tahu bahwa Allah Maha Besar dan Maha Mengabulkan permohonan.

Allahumma, jadikan ikhtiar hamba ini sebagai salah satu jalan membangun kembali peradaban Islam. Allahumma Aamiin.

Dims Al Qassam

Tidak ada komentar: