Bandung, 5 Maret 2011
Kebetulan hari ini nggak boleh berisik, tapi tetangga lagi merayakan hari bahagia. Barakallahu laka wa barakallahu 'alayka wa jama'a baynakuma fii khair.
Kemarin, saya dan si Jupe jalan-jalan, dari ujung utara Bandung sampai ujung selatan Bandung. Tapi gara-gara itu aku makin yakin, rezeki Allah itu sudah ada untuk kita. Dan,luar biasanya lagi akan diceritakan disini. Begini ceritanya. Auuuuuuuuuwww...wuw...wuw...(ceritanya lolongan anjing serigala)...der dor...(ceritanya petir).
Hari Jum'at, sudah beberapa minggu ini saya diminta untuk mengisi sebuah klinik, alhamdulillah menjadi sumber rejeki untuk keluarga kecilku. lumayan, salary yang saya bawa pulang sebut saja 300ribu rupiah per 24 jam. Tapi pekan ini, tepatnya kemarin, saya tidak ditawari untuk jaga di klinik tersebut karena dokter yang biasa jaga di klinik itu mau mengisi disana. Akhirnya saya tidak jaga hari jum'at, perasaan sedikit sedih sih, "hiks, tidak ada pemasukan tambahan minggu ini...".
Tak lama, tepatnya hari Kamis siang, setelah saya mendapat SMS konfirmasi bahwa hari Jum'at saya tidak mengisi klinik tersebut, sebuah SMS masuk ke ponsel saya, dengan bunyi ambulans. TUWIWIWIWIWIWIWIWIW, ponsel menjerit-jerit minta dibanting...eh, minta diangkat. Akhirnya saya buka SMS, dan ternyata pesan yang saya terima adalah, "Kang, besok bisa penyuluhan ga?", gayung bersambut, langsung saja aku iya-kan, "Insya Allah bisa, dimana? jam berapa?"
Akhir kata saya mengagendakan untuk mengisi penyuluhan hari Jum'at, pukul 10.00 dan pukul 13.00. Tempat yang pertama di Kiara Condong Bandung, dan tempat kedua di Cibodas, Jalan Maribaya Timur. Tempat kedua ini masih membuat saya bertanya-tanya. Benarkah Maribaya yang selama ini saya kenal? Ah sudahlah, nanti saja konfirmasi ke CP-nya.
Hari Kamis itu tetap berjalan dengan rapat bagian dan rapat penelitian (aku ikut penelitian loh...senang sekali rasanya...). Pulang, lalu saya sampai rumah dan disambut oleh seorang bidadari cantik bermata hitam dan besar, Demi Allah, cantik sekali...istriku dengan senyum manisnya..."Apa kabar ayah?". Hihi, senangnya punya istri. Magrib kami sholat berjamaah, dan sementara itu ponselku kembali menjerit. TUWIWIWIWIWIWIWIWIW...berisikk, mengganggu orang beduaan aja. Setelah solat Magrib, saya ambil ponsel dan membaca pesan didalamnya. Dari Deta, "Aslm Akh, besok bisa gantiin jaga di Ciparay ga?". Saya melirik istri lalu berkata, "Gimana Mi? besok ada tawaran jaga di Ciparay", jawab istriku dengan lembut, "Sok aja Yah, gapapa...". Akhir kata, sya iyakan juga tawaran itu. Sehingga untuk jum'at saya juga mengagendakan jaga di Ciparay pukul 16.30 sampai 19.30.
Pagi hari Jum'at, terbangun seperti biasa, sholat Subuh, lalu bersiap-siap mengantarkan istri dinas. Saya pulang lagi setelah itu. Sampai rumah buka laptop dan internet untuk men-download materi penyuluhan hari ini. GA ADA!!!, belum ada di email, tapi tak apa lah, toh sudah pernah lihat slide-nya. Akhirnya saya telepon CP penyuluhan, dia bilang, "Jam 9 dok...", ah, kesal jadinya, kan katanya jam 10.00, ya sudah, akhirnya saya berangkat juga ke Kiara Condong. Disana saya tanya, "Penyuluhan kedua dimana?"
"Di Maribaya dok..."
"Maribaya mana? lembang situ?"
"Iya..."
"Haaaaa..." kaget rasanya...kaget banget.
"Mending bareng kita dok..." tawar seorang panitia.
"Ngga papa, naek motor aja, saya ada keperluan lagi ke Ciparay nanti sore" sambil tersenyum getir, dan melirik si Jupe.
Selesai penyuluhan pukul 11.00, saya langsung meluncur ke gedung Eijkman, sekalian ambil agenda kegiatan pelatihan hari Senin di bagian Gizi dan Jum'atan disana.
Selesai Jum'atan langsung ciao sama hamda, "pamit duluan Da, soalnya mau penyuluhan". Saya langsung berangkat dengan perut keroncongan, karena pagi tadi cuma makan 2 sendok disuapin istri, pake pare/paria lagi, itu kan ada efek hipoglikemiknya...hiks. Akhirnya sampe gerlong (Geger Kalong), minggir dikit ke warteg dan makan disana dulu.
Setelah itu, tampaknya dimulai penderitaan si Jupe. Perjalanan dimulai ke Setiabudi, lalu ke Lembang sampai Alun-alun Lembang, udara sudah dingin. Jalan terus ke arah Maribaya. Entahlah sudah berapa kilometer, tapi kira-kira 15 menit dari alun-alun lembang dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, sampailah di pintu masuk air terjun Maribaya. Tanya punya tanya ke penduduk sekitar, "Desa Cibodas di palih mana bu?"
"Oh, tebih keneh, terus weh..." Waw...masih jauh lagi...
Setengah jam berlalu dengan kecepatan rata-rata yang sama, MASIH BELUM SAMPAI...JAUH NIAAAAAANNNNNNNN... sampai panitia nelepon, saya bilang, "Sudah sampai...mmm...ga tau dimana ni, pokoknya sudah lewat Curug aja.."
"Ooo...pokoknya terus aja dok sampe ketemu gapura besi putih ada tulisan desa Cibodas"
"Baiklaahhh..."
Akhirnya sampai juga pukul 14.00, sama, penyuluhan langsung dimulai, dihadapan ibu-ibu PKK Cibodas yang kompak sekali, ada yang omongannya nyerempet melulu ke arah "situ". Penyuluhan selesai pukul 15.00. Bersama Jupe, meluncur lagi melawati jalan yang sama ditemani pemandangan yang sama seperti tadi, Demi Allah, INDAH SEKALI...kalian yang baca harus coba jalan kesana...ga nyesel. Beneran. Jadi kepingin punya rumah disana.
Perjalanan lewat Dago, menuju ke Buah Batu. Setengah jam perjalanan, tepatnya jam 15.30 saya masih di Dago Pakar... "Ya ampuun, sampe gak ya jam setengah 5 di Ciparay". Terus menuju Buah Batu. Setengah jam kemudian sampai di perempatan Buah Batu-By Pass. O ow...macet, jam 16.30 baru lewat bale endah...
Jam 5 sampailah di Ciparay, itu mah lebih mendekati Majalaya.
Jam setengah 8 pulang ke rumah...fuih. Sekian kisahku di hari Jum'at.
Hari ini, waktunya perenungan hari kemaren.
1. Aku dan Jupe jalan-jalan dari tengah Bandung ke ujung Utara Bandung, Maribaya, ke ujung Selatan Bandung, Majalaya. Lebih dari 60 km lho... antara Maribaya dan Majalaya
2. Beberapa hari Jum'at yang lalu waktu saya jaga di klinik yang diceritakan sebelumnya, take home pay sekitar 300ribu-an, dan tahukah kau, yang aku dapatkan hari jum'at kemarin dari penyuluhan dan jaga di Ciparay adalah sama 300ribu-an juga. Demi Allah, dari sini aku makin yakin, Rizki Allah itu memang sudah tertulis adanya, hanya caranya datang saja yang berbeda-beda. Demi Allah, rizki itu datang dari arah yang tak disangka-sangka.
3. Yang penting ikhtiar, setuju dengan dr.Kunkun guruku, rizki akan mengikuti kemana kita berjalan. Kalau kita ikhtiar dengan berlari maka rizki yang akan mengejar kita.
Mudah-mudahan menghibur dan mengispirasi.
Wassalam
Dimas E Luftimas - Ayahnya Utun - Suaminya Ummi